ᮙᮃᮔ᮪ᮕᮧ ᮠᮞᮤᮜ᮪ ᮓᮚ ᮓᮔ᮪ ᮊᮁᮚ ᮎᮤᮤᮕ᮪ᮒ ᮙᮙ ᮠᮏᮤ ᮄᮘᮢᮠᮤᮙ᮪
MAENPO Hasil Daya dan Karya Cipta Mama Haji Ibrahim
ᮓᮤ ᮕᮌᮤ ᮠᮛᮤ ᮚᮀ ᮎᮨᮛᮂ ᮓᮤᮤ ᮞᮨᮘᮥᮃᮂ ᮕᮨᮁᮊᮙ᮪ᮕᮥᮍᮔ᮪ ᮚᮀ ᮘᮨᮁᮔᮙ, ᮊᮙ᮪ᮕᮥᮀ ᮞᮤᮒᮥ ᮏᮙᮔ᮪, ᮊᮨᮎᮙᮒᮔ᮪ ᮎᮤᮊᮜᮧᮀ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪, ᮊᮘᮥᮕ ᮒᮦᮔ᮪ ᮎᮤᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ ᮃᮓ ᮞᮨᮇᮛᮀ ᮒᮧᮊᮧᮂ ᮘᮨᮁᮔᮙ ᮃᮊᮤ ᮃᮓ᮪ᮙ ᮞᮨᮓᮀ ᮙᮨᮔ᮪ᮎᮨᮛᮤᮒᮊᮔ᮪ ᮒᮨᮔᮒᮀ ᮙᮆᮔ᮪ᮕᮧ ᮎᮤᮊᮜᮧᮀ ᮊᮨᮕᮓ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮞᮨᮅᮞᮤᮃ ᮒᮤᮀᮊᮒ: ᮞᮨᮊᮧᮜᮂ ᮓᮞᮁ, ᮓᮤ ᮞᮨᮊᮤᮤᮒᮁ ᮛᮥᮙᮂᮑ.
Di pagi hari yang cerah di sebuah perkampungan yang bernama, Kampung Situ Jaman, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur ada seorang tokoh yang bernama Kakek Adma, sedang menceritakan tentang MAENPO Cikalong kepada anak-anak seusia tingkat Sekolah Dasar, di sekitar rumahnya.
“ULE, SUSI, NISSA, DANY, ADI ayo ngumpul di sini sama kakek! Ada yang mau kakek ceritakan ke kalian!,” ajak Kakek Adma kepada anak-anak yang sedang bermain di depan rumah kakek.
“IYA, KEK!,” sambut anak-anak berlarian dan berkumpul di hadapan Kakek Adma.
"ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊᮥ, ᮃᮊᮤ ᮙᮅ ᮎᮨᮛᮤᮤᮒ ᮒᮨᮔ᮪ᮒᮀ ᮞᮨᮏᮛᮂ ᮙᮆᮔ᮪ᮕᮧ ᮎᮤᮊᮜᮧᮀ, ᮞᮜᮂ ᮞᮒᮥ ᮘᮦᮜ ᮓᮤᮛᮤ ᮠᮞ᮪ ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ. ᮃᮊᮤ ᮙᮤᮔ᮪ᮒ ᮓᮨᮍᮁᮊᮔ᮪ ᮘᮄᮊ᮪-ᮘᮄᮊ᮪, ᮚ?" ᮅᮏᮁ ᮃᮊᮤ ᮞᮙ᮪ᮘᮤᮜ ᮘᮨᮁᮓᮤᮛᮤ ᮓᮤ ᮓᮨᮕᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪.
“Anak-anak ku, kakek mau cerita tentang SEJARAH MAENPO CIKALONG, salah satu bela diri silat Khas Cianjur. Kakek minta dengarkan baik-baik, ya?” ujar kakek sambil berdiri di depan anak-anak.
“Dahulu kala, pada abad 19 ada seorang tokoh ulama yang terkenal yang bernama Raden Haji Ibrahim, atau orang menyebutnya Mama Ibrahim. Sebelum menunaikan ibadah haji, beliau bernama Raden Djaja Perbata yang merupakan keturunan dari Raden Adipati Aria Wira Tanu Datar IC, sebagai bangsawan Cianjur.
Beliau lahir pada tahun 1816 dan wafat pada tahun 1906. Makam beliau terleta di area Makom Dalem Cikundul, Kecamatan Cikalongkulon,” tutur Kakek Adma...
ᮙᮙ ᮠᮏᮤ ᮄᮘᮈᮠᮤᮙ᮪ ᮞᮨᮜᮄᮔ᮪ ᮞᮨᮇᮛᮀ ᮕᮍᮥᮞᮠ, ᮕᮨᮑᮨᮘᮁ ᮃᮌᮙ ᮄᮞ᮪ᮜᮙ᮪ ᮏᮥᮌ ᮙᮨᮑᮨᮔᮌᮤ ᮇᮜᮂ ᮛᮌ ᮘᮨᮜ ᮓᮤᮛᮤ ᮕᮨᮔ᮪ᮎᮊ᮪ ᮞᮤᮤᮜᮒ᮪. ᮞᮊᮤᮀ ᮙᮨᮑᮨᮔᮌᮤᮑ, ᮘᮨᮜᮤᮃᮅ ᮕᮨᮔᮥᮂ ᮞᮨᮙᮍᮒ᮪ ᮠᮤᮀᮌ ᮘᮨᮜᮏᮁ ᮊᮊᮨ ᮊᮥᮛᮀ ᮜᮨᮘᮤᮂ |᮱᮷| ᮌᮥᮛᮥ ᮞᮤᮜᮒ᮪. ᮞᮨᮙᮥᮃᮑ ᮘᮨᮜᮤᮃᮅ ᮓᮒᮍᮤ ᮅᮔ᮪ᮒᮥᮊ᮪ ᮘᮨᮁᮌᮥᮛᮥ ᮓᮔ᮪ ᮙᮨᮙᮠᮙᮤ ᮄᮜᮙᮥ ᮞᮤᮜᮒ ᮙᮨᮛᮦᮊ. ᮕᮓᮠᮜ᮪, ᮊᮧᮔᮧᮔ᮪ ᮞᮨᮘᮨᮔᮁᮑ ᮘᮨᮜᮤᮃᮅ ᮞᮥᮓᮂ ᮙᮨᮔ᮪ᮏᮓᮤ ᮒᮧᮊᮧᮂ ᮞᮤᮜᮒ᮪ ᮓᮤᮤ ᮓᮆᮛᮂᮑ, ᮒᮨᮒᮕᮤ ᮘᮨᮜᮤᮃᮅ ᮙᮨᮛᮞ ᮄᮒᮥ ᮘᮨᮜᮥᮙ᮪ ᮎᮥᮊᮥᮕ᮪!"
Mama Haji Ibrahim selain seorang pengusaha, penyebar agama Islam juga menyenangi olah raga bela diri PENCAK SILAT. Saking menyenanginya, beliau penuh semangat hingga belajar ke kurang lebih 17 guru silat. Semuanya beliau datangi untuk berguru dan memahami ilmu silat mereka. Padahal, konon sebenarnya beliau juga sudah menjadi tokoh silat di daerahnya, tetapi beliau merasa itu belum cukup!”
Dany bertanya kepada kakek: “kakek, bisa disebutkan sebagian nama-nama guru Mama Ibrahim?”
Kakek menjawab: “ada beberapa guru yang sempat beliau datangi, yaitu di Jakarta atau pada masa itu di sebut Betawi. Mereka adalah:
- Raden Ateng Alimuddin, kakak iparnya Mama Ibrahim yang tinggal di Kampung Baru, Jatinegara, Jakarta.
- Yang kedua, Abang Ma’ruf dari Kampung Karet Jakarta.
- Ketiga, Abang Madi dari Kampung Gang Tengah, Jakarta dan
- terakhir Abang Kari dari Kampung Benteng, Tangerang.
“Kakek! ceritain dong bagaimana Mama Ibrahim menciptakan MAENPO?,” tanya Nissa
ᮘᮨᮌᮤᮔᮤ... ᮞᮨᮒᮨᮜᮂ ᮞᮨᮊᮤᮃᮔ᮪ ᮜᮙ ᮙᮨᮙ᮪ᮕᮨᮜᮏᮛᮤ ᮄᮜᮙᮥ ᮞᮤᮜᮒ᮪, ᮙᮙ ᮠᮏᮤ ᮄᮘᮢᮠᮤᮙ᮪ ᮙᮨᮛᮞ ᮛᮨᮞᮂ! ᮊᮛᮨᮔ ᮄᮜᮙᮥ ᮞᮤᮜᮒ᮪ ᮝᮊ᮪ᮒᮥ ᮄᮒᮥ ᮅᮏᮥᮀ-ᮅᮏᮥᮀᮑ ᮙᮨᮔ᮪ᮎᮨᮜᮊᮄ ᮜᮝᮔ᮪! ᮞᮨᮓᮀᮊᮔ᮪ ᮙᮨᮔᮥᮛᮥᮒ᮪ ᮃᮏᮛᮔ᮪ ᮄᮞ᮪ᮜᮙ᮪ ᮠᮜ᮪ ᮒᮨᮁᮞᮨᮘᮥᮒ᮪ ᮄᮒᮥ ᮒᮤᮓᮊ᮪ ᮓᮤᮕᮨᮁᮘᮧᮜᮦᮂᮊᮔ᮪.
ᮃᮠᮤᮁᮀ ᮓᮍᮔ᮪ ᮊᮨᮘᮤᮏᮊ᮪ᮞᮔᮃᮔ᮪ ᮘᮨᮜᮤᮃᮅ,, ᮙᮊ ᮙᮙ ᮠᮏᮤ ᮄᮘᮢᮠᮤᮙ᮪ ᮙᮨᮙᮥᮒᮥᮞ᮪ᮊᮔ᮪ ᮅᮔ᮪ᮒᮥᮊ᮪ ᮘᮨᮁᮠᮜ᮪ᮝᮒ᮪ ᮓᮤ ᮞᮨᮘᮥᮃᮂ ᮌᮥᮃ ᮊᮨᮎᮤᮤᮜ᮪ ᮓᮤ ᮊᮙ᮪ᮕᮥᮀ ᮏᮨᮜᮨᮘᮥᮓ᮪, ᮓᮨᮊᮒ᮪ ᮞᮤᮒᮥ ᮏᮙᮔ᮪, ᮓᮤᮤ ᮕᮤᮀᮌᮤᮤᮁ ᮞᮥᮍᮄ ᮎᮤᮤᮤᮊᮥᮔ᮪ᮓᮥᮜ᮪ ᮜᮨᮨᮒᮤᮊ᮪ ᮓᮆᮛᮂ ᮎᮤᮤᮤᮊᮜᮧᮀ.
“Begini... setelah sekian lama mempelajari ilmu silat, Mama Ibrahim merasa resah! Karena ilmu silat waktu itu ujung-ujungnya mencelakai lawan! Sedangkan menurut ajaran Islam hal tersebut itu tidak diperbolehkan...
Akhirnya dengan kebijaksanaan beliau, maka Mama Haji Ibrahim memutuskan untuk berhalwat di sebuah gua kecil di Kampung Jelebud, dekat Situ Jaman, di pinggir Sungai Cikundul Leutik daerah Cikalongkulon.
Atas ijin Allah SWT, do’a dan mohon petunjuk dengan penuh kesabaran maka lahirlah MAENPO CIKALONG, ilmu silat yang menyelamatkan lawan. Yang tadinya lawan menjadi kawan!,” pungkas kakek. (rjf|ᮕᮀᮞᮤᮤ ᮒᮥᮒᮥᮀ)
cerita di atas diambil sebagian dari buku MAENPO CIKALONG hasil karya Abah Azis Asyarie.