penulis: lelaki berpangsi hitam
"Sebelumnya penulis mohon maaf, tidak ada maksud menggurui terbang ke elang, mengajarkan berenang ke itik... ini hanya sebatas pemikiran yang mencoba dimaknai sebagai renungan diri yang masih penuh dengan kekurangan dan kotor, semoga menjadi berkah buat penulis itu sendiri. Dengan senang hati pembaca setia KOKI apabila memberikan masukan positif atas uraian penulis di bawah..."
Di dalam ayat Suci Al Qur’an, surat Ar-Ra’d, ayat ke-11, diterjemahkan demikian:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Di sisi lain, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam di dalam do'a nya yang selalu di panjatkan, salah satu do'a nya berbunyi:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Robb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubana ‘ala tho’atik.”
[Ya Allah yang memalingkan (membolak-balikkan) hati manusia, palingkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu] dan banyak lagi hadits lain yang mengurai terkait dengan do'a Rosulullah SAW di atas...
Bagi penulis, kedua ungkapan di atas, yaitu QS 13:11 dan do'a nya Rosulullah SAW adalah dua ungkapan yang saling berkaitan atau berhubungan satu dengan yang lainnya dan itu tidak terpisah.
Makna dari QS 13:11 ini menyebut sebuah kaum, di mana kaum terdiri dari sekumpulan orang-orang (pribadi-pribadi) di suatu tempat. Dan do'a Rosulullah SAW adalah do'a untuk menggerakkan hati atas individu/pribadinya... Sepertinya keduanya seolah bertentangan, di mana yang satu menyebutkan bahwa Allah SWT menyerahkan sepenuhnya atas perubahan sebuah kaum kepada individu-individunya sedangkan yang satunya lagi memohon kepada Allah SWT untuk meneguhkan hatinya atas sebuah perjuangan atas dasar keimanannya, padahal keduanya itu justru saling menguatkan.
Perubahan suatu kaum ke arah yang lebih baik itu adalah DAMPAK dari perubahan daripada individu-individu yang ada di dalam kaum itu sendiri... perubahan dengan cara membalikkan hati/jiwa dari masing-masing individunya.
Jadi, seandainya di dalam jiwa/hati dari masing-masing individu ini tertanam 'kalau saya membalikkan hati saya untuk tujuan mengubah diri saya ke arah yg lebih baik, maka saya bisa!' dengan kata lain..."kalau saya mengubah jiwa saya, maka Allah pun akan memperbaiki keadaan/kondisi saya"
So, bila sekumpulan individu-individu sudah bertekad/teguh bersama-sama untuk menggerakkan/mengubah hati/jiwa nya ke arah yang lebih baik, maka dengan ridho Allah SWT kaum itu sendiri akan berubah ke arah yang lebih baik...
Kenapa ada istilah 'membolak balikan hati?' ya, karena di dalam diri manusia ada satu sisi yang selalu menggoda ke arah yang tidak baik, karena manusia mempunyai NAFSU...
Di sinilah kenapa Rosululloh SAW berdo'a agar hatinya selalu membalik ke arah yang baik untuk melawan arah yang lain yang diselimuti oleh hawa nafsu... dan ketika, masing-masing individu/manusia sudah mampu/bisa membalikkan hati atau jiwanya ke arah yang lebih baik yang di ridhoi oleh Allah SWT berarti sudah bisa melawan dan menumbangkan hawa nafsunya, sehingga perubahan pada diri manusia itu sendiri akan menjadi lebih baik... dan ketika individu itu berkumpul di dalam sebuah kaum, maka akan membawa kaumnya itu ke arah yang lebih baik dengan ridho dan hidayahNya.
Pada intinya, kesimpulan penulis yaitu: 'satu kaum akan berubah, bila masing-masing individunya sudah BISA membalikan hati/jiwa nya ke arah perubahan yang lebih baik atas ridho dari Allah SWT'
0 komentar:
Post a Comment