ROMANTIKA DUA PEMIKIR
karya Chairul Anam
Santri Buntet Pesantren
Cirebon, 17 Pebruari 2016
Sebenarnya kita berdiri di panggung yang sama,
Ada yang menari di tumpukan kertas:
Menelusuri diksi-diksi, sehalus mungkin
Dan ada juga yang berdansa di hamparan arang:
Menapaki gedung-gedung, setepat mungkin
Berharap ada yang memasang mata
Melirik sinyal-sinyal pengaduan kita
Bahwa ada gelisah di tengah-tengah euphoria.
Sebenarnya kita berdawai pada ideologi yang sama,
Ideologi tanpa nama, hanya dengan rasa:
Kesejahteraan adalah mimpi yang akan tercipta
Mana mungkin kita berdiam dalam tempurung
Sedangkan rintih peluh tak menemukan ujung
Namun,
Terkadang pada kenyataan kita terbentur
Melebur hingga tak teratur
Saat kita tahu bahwa hakikat perpaduan unsur manusia
Terbentuk oleh sifat malakiyah dan hewaniyah
Hanya ada hati yang dapat menyaring kebenaran
Melangkahkan tujuan tanpa ada kerusakan
Demi syair-syair yang telah terdendangkan
Demi khilaf-khilaf terabaikan
Kita cumbu keharmonisan
Dengan neraca kemanusiawian.
0 komentar:
Post a Comment